Setelah mengucap salam, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika kembali mengingatkan bahwa ketika seseorang berucap salam maka wajib yang mendengarkan untuk menjawab. Jika tidak, kata Pastika berarti telah berbuat dosa. Saat itu kembali Gubernur berucap salam dan disambut dengan kekompakan salam oleh peserta Musyawarah Wilayah (Muswil) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Bali.
Pada kesempatan itu, dirinya bercerita saat masa SMA di Palembang dan hanya mengenyam pelajaran agama Islam. Ada satu hadits Rasulullah yang diajarkan gurunya dan diakuinya hingga saat ini terus dijalankan.
Menurut mantan Kapolda Bali itu, hadits tersebut memiliki arti bahwa apapun kemewahan dan ketampanan serta jabatan hanyalah titipan dan tidak dibawa mati.
"hadis ini yang selalu saya pegang sampai hari ini. Saya diajarkan guru saya waktu SMA di Palembang. Kalau salah bahasa Arabnya maafkan yah saya ini," kata Pastika sebelum mengutip hadits tersebut.
Sejurus kemudian, Pastika mengucapkan sebuah lafal hadits secara fasih. Semua kader PKS Bali yang hadir terkesima. Tak ada lafal kaku yang diucapkannya.
"Begini bunyi hadis, yang saya jalankan selalu Idza maata Ibnu Adama inqothonga amaluhu illa min tsalaatsin," ucap Pastika yang disambut tepuk tangan.
Tak sampai di situ, Pastika kemudian melanjutkan hadits tersebut. "Yang pertama adalah shodaqotin jaariyatin. Amal jariyah. Kedua, ngilmin yantafangubihi dan ketiga waladin sholihatin yadnguu lahu yaitu, ilmu yang diamalkan dan anak yang sholeh," tutur dia.
Pastika juga fasih mengartikan hadits tersebut. "Apabila seorang anak Adam mati, putus lah amalnya kecuali tiga perkara yakni sedekah jariah, ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain dan anak yang soleh yang berdoa untuk orangtuanya," katanya.
Menurut Pastika, meski sebagai seorang Hindu tulen namun ia tetap mengamalkan hadits tersebut yang merupakan ajaran gurunya semasa SMA.
Menurut dia, segala harta kekayaan yang melimpah tak akan dibawa mati. "Istri cantik, suami ganteng, mobil hebat tinggal semuanya. Yang ikutin kita kalau mati cuma tiga itu. Dalam hidup ini itu yang paling penting," tekan Pastika.
"Kalau punya ilmu pemerintahan, ilmu dagang, amalkan untuk kebaikan. Kita wajib mendidik anak kita menjadi anak sholeh, kita tidak boleh meninggalkan anak yang brengsek. Tetapi ini memang mengucapkannya gampang, tapi melaksanakannya yang susah. Saya berharap semua manusia di dunia ini bisa mengamalkan hadis tersebut," pesannya mengakhiri.
Pada kesempatan itu, dirinya bercerita saat masa SMA di Palembang dan hanya mengenyam pelajaran agama Islam. Ada satu hadits Rasulullah yang diajarkan gurunya dan diakuinya hingga saat ini terus dijalankan.
Menurut mantan Kapolda Bali itu, hadits tersebut memiliki arti bahwa apapun kemewahan dan ketampanan serta jabatan hanyalah titipan dan tidak dibawa mati.
"hadis ini yang selalu saya pegang sampai hari ini. Saya diajarkan guru saya waktu SMA di Palembang. Kalau salah bahasa Arabnya maafkan yah saya ini," kata Pastika sebelum mengutip hadits tersebut.
Sejurus kemudian, Pastika mengucapkan sebuah lafal hadits secara fasih. Semua kader PKS Bali yang hadir terkesima. Tak ada lafal kaku yang diucapkannya.
"Begini bunyi hadis, yang saya jalankan selalu Idza maata Ibnu Adama inqothonga amaluhu illa min tsalaatsin," ucap Pastika yang disambut tepuk tangan.
Tak sampai di situ, Pastika kemudian melanjutkan hadits tersebut. "Yang pertama adalah shodaqotin jaariyatin. Amal jariyah. Kedua, ngilmin yantafangubihi dan ketiga waladin sholihatin yadnguu lahu yaitu, ilmu yang diamalkan dan anak yang sholeh," tutur dia.
Pastika juga fasih mengartikan hadits tersebut. "Apabila seorang anak Adam mati, putus lah amalnya kecuali tiga perkara yakni sedekah jariah, ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain dan anak yang soleh yang berdoa untuk orangtuanya," katanya.
Menurut Pastika, meski sebagai seorang Hindu tulen namun ia tetap mengamalkan hadits tersebut yang merupakan ajaran gurunya semasa SMA.
Menurut dia, segala harta kekayaan yang melimpah tak akan dibawa mati. "Istri cantik, suami ganteng, mobil hebat tinggal semuanya. Yang ikutin kita kalau mati cuma tiga itu. Dalam hidup ini itu yang paling penting," tekan Pastika.
"Kalau punya ilmu pemerintahan, ilmu dagang, amalkan untuk kebaikan. Kita wajib mendidik anak kita menjadi anak sholeh, kita tidak boleh meninggalkan anak yang brengsek. Tetapi ini memang mengucapkannya gampang, tapi melaksanakannya yang susah. Saya berharap semua manusia di dunia ini bisa mengamalkan hadis tersebut," pesannya mengakhiri.
[ren]