Dulunya Ahmad Musadeq bersama Panji Gumilang mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 pada tahun 1996. Karena tidak cocok, Ahmad Musadeq kemudian mendirikanAl Qiyadah Al Islamiyah pada tahun 2000.
Al Qiyadah Al Islamiyah menggabungkan antara Al Quran, Injil dan Taurat sebagai ajarannya. Ia juga melanjutkan doktrin NII KW 9 bahwa saat ini tidak ada kepemimpinan sah sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah pada 1924 di Turki sehingga umat harus mendirikan negara Islam di bawah kepemimpinan Ahmad Musadeq sebagai Nabi dan Sang Mesias.
Al Qiyadah Al Islamiyah disorot keras pada 2006 dan dinyatakan sesat oleh MUI pada 4 Oktober 2007. Dan pada 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Musadeq 4 tahun penjara dipotong masa tahanan.
Musadeq sempat menyatakan diri bertaubat, tetapi ternyata diam-diam dia kembali menyebarkan alirannya dengan nama baru; Millata Ibrahim. Aliran ini sedikit memodifikasi ajarannya dengan menyebut bahwa segala agama bersumber dari Nabi Ibrahim sehingga pengikut Millata Ibrahim langsung mengikuti ajaran Ibrahim. Adapun shalat dan puasa tidak diwajibkan.
Pada 14 Agustus 2011 atas prakarsa 51 orang pendiri, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) didirikan. Secara resmi, Gafatar pusat dideklarasikan pada 21 Januari 2012 diikuti oleh 14 DPD setingkat provinsi.
Musadeq diketahui berada di balik Gafatar setelah memberikan wejangan tentang ruhul qudus dalam rapat pengurus di Banda Aceh pada 27 Nopember 2014.
Gafatar didirikan dalam rangka menarik simpati masyarakat yang tidak bisa didekati dengan Millata Ibrahim. Gafatar dibentuk sebagai organisasi masyarakat yang berkecimpung dalam masalah sosial sehingga banyak melakukan baksos, memberikan bantuan dan kerja bakti membersihkan lingkungan. Masyarakat yang tertarik dengan aktifitas Gafatar kemudian direkrut menjadi anggota, lalu jika mereka loyal akan dijadikan pengurus. Saat menjadi pengurus itulah doktrin Millata Ibrahim ditanamkan.
Rupanya, Gafatar juga ditolak masyarakat setelah diketahui hakikatnya.
Lalu organisasi itu pun membuat nama baru dengan sebutan Negara Karunia Semesta Alam yang mengandalkan rekrutmen secara rahasia seperti yang dialami oleh dokter Richa. [Ibnu K/Bersamadakwah]