Dari 14,5 juta jiwa penduduk Kamboja hanya terdapat 500 ribu jiwa penduduk yang beragama Islam. Mayoritas penduduknya beragama Budha Theravada. Saat ini, Kamboja dipimpin oleh seorang Perdana Menteri bernama Hun Sen.
Sebagai bentuk keberpihakan sang Perdana Menteri kepada Islam dan kaum Muslimin, Hun Sen mengangkat dua orang beragama Islam untuk menjabat menteri di kabinet pemerintahannya. Satu di antara mereka adalah Zakarya Adam.
Dalam Dialog Jumat Republika 18 Desember 2015, Rakhmad Zailani Kiki yang berkesempatan meneliti kehidupan kaum Muslimin di Kamboja mengatakan, “Dalam rapat-rapat kabinet, Perdana Menteri Hun Sen kerap memuji umat Islam Kamboja sebagai warga negara yang baik dan berakhlak mulia.”
Disebutkan lebih lanjut, meskipun sebagian besar warga Muslim Kamboja termasuk kalangan ekonomi menengah ke bawah, tapi mereka amat menjaga akhlak dan tidak pernah terlibat perbuatan kejahatan di negaranya. “Jika ada kasus-kasus dadah (narkoba) dan tindakan kriminalitas di Kamboja,” tutur Kepala Divizi Pengkajian dan Pendidikan JIC ini menirukan kesaksian warga Kamboja yang beragama Budha, “pelakunya bisa dipastikan bukan beragama Islam.”
Warga Muslim Kamboja berhasil menjalankan Islam dengan sekuat kemampuan mereka, meski sebelumnya berada dalam rezim represif Pol Plot yang menyiksa ulama, kaum Muslimin, dan menghancurkan mushaf al-Qur’an serta tempat ibadah.
Di antara bentuk keberhasilannya, dari setiap seratus warga Muslim diangkat satu orang ustadz sebagai guru spiritual. Karena bertanggungjawab terhadap warga Muslim yang dipimpin, ustadz tersebut diberi akses untuk mengetahui kegiatan jamaahnya sepanjang hari. “Sampai-sampai, ustadz ini mengetahui aktivitas sehari-hari anggotanya.”
Jika ustadz yang ditunjuk tidak bisa menyelesaikan persoalan jamaahnya, ia akan meminta pendapat, pertimbangan, nasihat, dan saran dari ulama yang lebih tinggi kualitas ilmunya, terus hingga ke mufti.
Zakarya Adam sendiri merupakan seorang mantan mufti sebelum menjabat menteri dalam kabinet PM Hun Sen. Sosok teknokrat ini menguasai berbagai disiplin ilmu tafsir, menguasai ilmu Bahasa Arab, dan disiplin ilmu keislaman lainnya. Bahkan, sosok yang bertugas mengawasi langsung pembangunan fisik di Kamboja ini juga memiliki Tafsir al-Azhar karena kekagumannya kepada Hamka yang merupakan ulama kebanggaan Nusantara dan dunia Islam.
Semoga kaum Muslimin di negeri ini mampu menundukkan hati untuk meneladani kebaikan-kebaikan Muslim Kamboja.