Ketika berbicara tentang terorisme maka mata dunia selalu diarahkan kepada umat Islam, secara sepihak menuduh bahwa pelaku terorisme sudah pasti seorang Muslim. Bahkan ada pihak dengan sadar menuding bahwa akar terorisme berasal dari ajaran agama Islam yang dibawa Muhammad, apakah benar klaim tersebut?
Berikut ini kisah nyata Nabi umat Islam Muhammad Sholallahu Alaihi Wasallah mengajarkan Islam kepada umat manusia.
Saat berdakwah di Thaif, Rasulullah mengalami perlawanan dan pengusiran yang luar biasa penduduk Thaif, tubuh beliau dilempari batu dan kotoran binatang. Kaki Rasulullah berdarah. Luka, memar, tentu saja nyeri.
Dalam kondisi seluruh tubuh penuh dengan luka, datanglah malaikat untuk menawarkan bantuan : “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mengetahui perlakuan mereka kepadamu. Aku adalah malaikat penjaga gunung dan Allah telah mengutusku untuk engkau perintah aku sesukamu. Jika engkau mau, aku balikkan gunung akhsyabin ini ke atas mereka.”
Tahukah apa jawaban Rasulullah? Beliau menolak tawaran Malaikat untuk membalas penduduk Thaif, seraya bersabda “Bahkan aku ingin semoga Allah mengeluarkan dari keturunan mereka generasi yang menyembah Allah dan tidak syirik kepadaNya”
Inilah ajaran yang diajarkan Muhammad kepada umat Islam, meskipun dalam kondisi terdholimi, Rasulullah memaafkan penduduk Thaif yang telah melukainya. Alhamdulillah dikemudian hari Allah Seluruh penduduk Thaif menjadi beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
***
Pernah terjadi dalam satu peperangan, Rasulullah mendapati seorang wanita yang terbunuh. Rasulullah pun marah dan memperingatkan pasukannya agar jangan sampai membunuh wanita dan anak-anak meskipun dalam kondisi perang.
Rasulullah juga berpesan kepada setiap panglima perang yang diutusnya. Ketika melawan orang-orang kafir, terlebih dahulu mereka diberikan tawaran sebelum perang; apakah mau masuk Islam, atau membayar jizyah, atau tetap berperang. Pesan ini selalu dipegang teguh para panglima perang Islam dari generasi ke generasi. Sehingga musuh mengetahui bahwa Islam datang tak pernah ingin merampas apapun milik mereka.
Ketika perang selesai dan dimenangkan oleh umat Islam, Islam tak pernah memaksa penduduk di negeri itu untuk masuk Islam. Mereka bebas beribadah sesuai keyakinannya masing-masing. Namun justru dengan toleransi dan kebebasan yang diberikan Islam ini dan setelah menyaksikan kemuliaan akhlak Islam, penduduk Yerusalem berbondong-bondong masuk Islam setelah ditaklukkan oleh Umar bin Khattab dan kemudian ditaklukkan kembali oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Penduduk Andalusia berbondong-bondong masuk Islam setelah ditaklukkan Thariq bin Ziyad. Penduduk Konstantinopel berbondong-bondong masuk Islam setelah ditaklukkan oleh Muhammad Al Fatih.
Bahkan yang lebih mencengangkan, Muhammad Al Fatih kemudian mengutus wali songo angkatan pertama ke tanah Jawa. Tanpa peperangan, penduduk Pulau Jawa kemudian berbondong masuk Islam.
Sungguh jika ada pelaku terorisme yang mengatasnamakan Islam, mereka belum memahami inti ajaran Islam. Bahwa Islam selain bermakna menyerahkan diri kepada Allah (aslama), juga bermakna damai (as silmu). Dan Islam senantiasa menyebarkan keselamatan (salam).
Islam melindungi jiwa setiap manusia (hifzhun nafsi) dan karenanya Islam bertolak belakang dengan terorisme. Jangankan membunuh seorang muslim, membunuh seorang non muslim yang mu’ahid saja diancam tidak bisa mencium bau surga.